KALTENG-KOTIM- Limbah medis B3 seperti masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, plastik bekas minuman dan makanan, cotton bud swab, alat suntik bekas, set infus bekas, alat Pelindung Diri bekas, sisa makanan pasien dan lain-lain, yang dihasilkan dari kegiatan medis, kedepan tidak akan lagi menjadi sampah yang akan menjadi masalah di Kabupaten Kotawaringin Timur. Semuanya akan dikelola dan akan menjadi barang bernilai manfaat.
Pemerintah Kabupaten Kotim melalui PT. Hapakat Betang Mandiri, telah mengupayakan agar limbah B3 medis di Kalimantan Tengah dapat dikelola dengan biaya dan resiko yang efisien serta nantinya dapat di jual sebagai pendapatan PT. Betang Hapakat Mandiri selaku anak perusahaan BUMD dan pendapatan daerah.
Secara simbolis pembangunan dan peletakan batu pertama bangunan pabrik pengolahan limbah B3 medis, berlokasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah KM.14 Jalan Jendral Sudirman, Selasa (15/05/2024).
Pengelolaan limbah di kabupaten ini tidak hanya terfokus pada limbah B3 medis saja, kedepan di lokasi TPA KM. 14 dapat pula dibangun pabrik yang dapat mengolah limbah domestik yang kita liat keberadaannya saat ini sudah menumpuk.
Bupati Kotim Halikinnor, meletakan batu pertama menandai dimulainya Pembangunan pabrik tersebut. “PT. Betang Hapakat Mandiri yang merupakan anak perusahaan BUMD diharapkan setelah dilakukannya peletakan batu pertama ini dapat segera bersama-sama dengan PT. Bumiresik Nusantara Raya dapat segera melaksanakan pembangunan sampai pada operasional pabrik nantinya," kata dia.
Mengingat pentingnya realisasi operasional pabrik pengolahan limbah B3 medis ini yang sudah dinantikan oleh seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Kalimantan Tengah. Harapan besar dari pendirian pabrik ini juga bukan hanya sebatas peruntukan limbah semata, namun juga pabrik ini diharapkan memproduksi barang yang mempunyai nilai jual sebagai pendapatan BUMD dan pendapatan daerah.
“Setelah operasional, kami mengharapkan agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kalteng juga klinik-klinik di perusahaan dapat memanfaatkan pabrik ini menjadi wadah pengolahan limbah medisnya," tutup dia.
(nas/satuhabar)